PROGRAM SUKARELAWAN
Sekecil apa pun bantuannya akan sangat berharga bagi kami! Sudah banyak orang dari Indonesia dan dari seluruh dunia yang telah secara sukarela menyumbangkan waktu dan tenaga mereka yang berharga dalam berbagi keterampilan dan pengalamannya guna mendukung perkembangan dan keberhasilan sekolah BCU melalui berbagai macam tugas dan kegiatan. Melalui program ini, para sukarelawan juga akan mendapatkan kesempatan untuk mengenal budaya baru serta meraih pengalaman berharga yang tak terlupakan.
Kami berkomitmen untuk terus mendukung para sukarelawan sebaik mungkin guna memastikan pengalaman dan pembelajaran yang mereka dapatkan dari program ini agar dapat membuahkan hasil yang positif dan menyenangkan sebagaimana juga bagi sekolah dan siswa kami.
APAKAH ANDA TERTARIK UNTUK MENJADI SUKARELAWAN?
Cari tahu bagaimana Anda dapat berbagi pengalaman Anda yang berharga bersama kami:
Pelajari cara mengajukan permohonan disini.
TAMU SUKARELAWAN
Berikut daftar sukarelawan yang sangat berkesan dan telah berpartisipasi dalam berbagi perjalanan pembelajarannya bersama kami.
Bina Cita Utama sangat berterima kasih atas upaya mereka yang telah menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk sekolah kami.
Mereka merupakan contoh langsung bagi siswa kami bahwa belajar, eksplorasi, dan pengalaman dapat diraih melampaui sistem sekolah dan akan terus berlanjut sepanjang hidup, berapapun usia kita.
2013
Halim Moore - USA
Margarita Hanlon - UK
Reuben deRaas - UK
Andrea Sillem - Holland
Gemma Jordan – Australia
2014
Wuryanti Soesetyo - Indonesia
Laurence Rose - UK
Halim Moore - USA
Miguel Botelho - Portugal
2015
Alwina Leuthold - Swiss
Beatrice Waddingham - UK
Vini Desiana Rahmawati - Indonesia
Chandra MacDonald - Australia
2017
Arisai Vogel – Thailand
Laurence Rose – UK
Vendredi - Indonesia
Catarina Mauriti – Portugal
Ariane Boy – Germany
2018
Lawrence Pevec – USA
Leigh Collings – USA
Adinugroho Purbo – Indonesia
Isabelle Weiss – Germany
Moreen Steiner – Swiss
Reuben Paemen – UK
2019
Akan Diumumkan
TESTIMONI
Pengalaman saya sebagai sukarelawan di BCU
Saya sudah bekerja di sekolah ini sebagai sukarelawan selama satu tahun setengah. Saya mengajar pelajaran Bahasa Perancis, Kesenian, Geografi, dan Kewarganegaraan dari tingkat SD hingga SMA. Sebelumnya, saya merupakan seorang guru SD di Perancis, sehingga untuk mengajar siswa SMA menggunakan Bahasa Inggris terasa sedikit asing bagi saya dan merupakan sebuah tantangan!
Namun dengan berjalannya waktu, saya mendapatkan dukungan yang sangat istimewa dari seluruh staf dan siswa sekolah sehingga saya mulai dapat meningkatkan kemampuan saya dalam berbahasa Inggris, cara saya mengajar, dan terutama saya belajar untuk menjadi pribadi yang lebih sabar. Sudah banyak sekali yang telah saya pelajari dan saya masih akan terus belajar di sekolah ini. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa, saya datang ke sekolah ini untuk mengajar tetapi sebaliknya malah saya yang belajar. Saya belajar banyak hal penting, yang tidak mungkin bisa saya dapatkan di tempat lain.
Saya belajar dari siswa-siswa yang mengajarkan saya untuk tetap selalu tersenyum, bersabar, saya belajar dari para guru Indonesia yang memperkenalkan saya kepada budaya dan semangat baru, berbagi cerita mencengangkan mengenai negara mereka, saya belajar dari guru sukarelawan lain yang datang dari segala penjuru dunia, saya belajar dari staf administrasi untuk selalu bersyukur dan selalu membantu.. Saya belajar untuk berupaya sebaik mungkin secara perlahan setiap hari, mencoba untuk menjadi lebih kreatif, lebih tepat, berkontribusi selangkah demi selangkah dapat dapat berbagi untuk sekolah sesuai dengan kemampuan saya.
Mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Rungan Sari juga merupakan pengalaman yang sangat luar biasa. Saya bertemu banyak orang-orang hebat. Saya mendapatkan banyak teman baru dari seluruh dunia. Saya bisa melakukan Latihan 3 kali seminggu dan saya bisa melihat Latihan hall dan alam serta hutan sekitar yang luar biasa dari jendela rumah saya. Proses diri yang saya alami juga luar biasa… Seolah Kalimantan dapat melihat kekurangan kami dan membuat kami menyadarinya.
Pada awalnya memang terasa agak menyulitkan tetapi setelah beberapa waktu kami sadar bahwa hal ini adalah untuk perkembangan diri kami; merupakan suatu kesempatan yang luar biasa untuk dapat berusaha dalam memperbaiki kekurangan diri. Bantuan dari Tuhan dapat dirasakan sangat kuat dan saya bisa merasakan semua berkah yang diberikan oleh Tuhan kepada saya. Saya belum pernah merasakan suka cita yang demikian dan saya merasa beruntung. Saya sering berpikir bahwa saya sangat beruntung dapat tinggal di tempat dan bekerja di sekolah ini. Saya belum pernah menerima berkah sebanyak ini sebelumnya. Saya sudah banyak berubah dan akan terus berubah setiap harinya.
Saya cinta Indonesia, orang – orang, dan budayanya luar biasa bagi saya. Saya tidak ingin berhenti mempelajari Bahasanya, sejarahnya, kepercayaan orang-orangnya, kesenian, dan musik Indonesia. Saya merasa berada di negara saya sendiri dan saya tidak tahu bagaimana bila suatu hari saya harus meninggalkan negeri ini.
– Setiap hari Rabu, saya juga mengajar pelajaran Kesenian di sebuah rumah yatim piatu dan saya senang sekali akan hal itu. Saya merasa sangat bahagia di sana. Di tengah anak-anak, saya merasakan adanya tuntunan dan arahan Tuhan dalam cara bekerja dan perilaku dalam hidup saya. Saya merasakan bahwa ada sesuatu yang spesial di rumah yatim piatu ini bagi kehidupan saya di masa yang akan datang. Di Kalimantan, karena tempat ini terasa sangat nyaman, seolah saya bisa merasakan tuntunan dan kesabaran yang lebih karena masih banyak kesempatan untuk dapat dirasakan di dalam diri saya untuk hal-hal seperti ini dapat terjadi.
-Emilie
Pengalaman di BCU
Ketika saya kembali ke Rungan Sari pada tahun 2011, saya berencana untuk tidak mengajar dan hanya ingin tinggal disana selama maksimal empat bulan. Tadinya saya ingin menjadi sukarelawan di sebuah pertanian organik dan melanjutkan studi saya setelahnya. Saya berhenti menjadi sukarelawan di pertanian tersebut setelah dua bulan. Dari empat bulan rencana awal saya untuk tinggal, berubah menjadi dua belas bulan, dan pada akhirnya saya memutuskan untuk mengajar dua belas bulan lagi di BCU.
Saya tidak pernah membayangkan jenis ikatan dan keterikatan yang tumbuh dan terjalin antara saya dengan orang-orang dan tempat tersebut. Saya tidak pernah menyangka bahwa empat siswa kelas 2 lah yang membawa saya pada keputusan untuk tetap tinggal. Mereka mengingatkan saya bahwa belajar dapat menjadi pengalaman menyenangkan, dan betapa berharganya berbagi pengetahuan saya dengan mereka.
Pada tahun terakhir saya di BCU, saya merasa sangat senang menjadi guru wali kelas untuk kelas satu, serta guru Bahasa Inggris, Ilmu Sosial, Kewarganegaraan, dan Kesehatan mereka. Agak cukup membingungkan bagi siswa kelas satu ketika saya menyampaikan kepada mereka bahwa saya juga banyak belajar dari mereka. Mereka terbiasa memandang guru sebagai sosok otoriter yang mendikte apa yang harus mereka pelajari setiap hari. Mungkin perlu beberapa saat sebelum mereka dapat memahami hal ini sepenuhnya, tetapi melalui mereka saya telah belajar jauh lebih banyak daripada “bersabar”. Melalui mereka saya telah belajar lagi dan lagi tentang bagaimana cara menghargai setiap anak sebagai individu yang unik. Pada akhir tahun ajaran, saya bukan ‘hanya’ guru mereka. Secara bertahap, saya mengambil peran sebagai pengasuh, orang kepercayaan, dan, kadang-kadang, badut untuk mereka dan mereka juga menjadi anak-anak saya.
Meskipun kami bekerja sangat keras untuk bisa membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Inggris, saya pikir apa yang sesungguhnya kami kerjakan bersama tahun itu adalah untuk saling peduli, toleran, dan saling menghormati.
Salah satu pengalaman belajar yang saya gemari melibatkan seorang anak laki-laki yang bergabung dengan kelas kami sangat terlambat di tahun ajaran (dengan hanya sembilan minggu tersisa). Dia datang dengan serangkaian perilaku menarik yang cukup mengganggu dan membuat setiap aktivitas kelas hampir mustahil untuk dilakukan. Tidak jarang saya pulang dengan menangis setidaknya sekali seminggu pada bulan itu, karena tidak tahu bagaimana cara menangani anak ini dan masalahnya. Atas rekomendasi psikolog sekolah, saya membuatkan dia kontrak perilaku (yaitu stiker/grafik hadiah) yang ia setuju untuk ikuti. Seiring waktu ia menunjukkan peningkatan dalam perilakunya dan keterampilan sosialnya. Dan yang menurut saya luar biasa adalah bahwa bukan bagan stiker yang membantunya, melainkan teman-teman sekelasnya. Sungguh luar biasa menyaksikan betapa pengertiannya anak-anak kecil ini tentang anak itu. Mereka tidak pernah mengucilkannya, juga tidak pernah menganggapnya sebagai “anak nakal”. Mereka mencontoh perilaku teladan di sekolah yang akhirnya diikuti oleh anak itu.
Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan pengalaman ini, bertemu dengan semua orang yang luar biasa dan menjadi bagian dari komunitas BCU dan Rungan Sari yang terus berkembang.
– Murti
Pengalaman saya sebagai Sukarelawan
Dalam pengalaman saya menjadi seorang sukarelawan di BCU sangatlah bermanfaat.
Saya menjadi relawan selama 1 tahun dan saya membantu disana sebagai guru Kesenian. Saya mencoba untuk memberikan siswa-siswi kegiatan yang “tidak biasa” dengan pengetahuan yang saya miliki seputar kesenian plastik.
Merupakan sebuah kesempatan berharga bagi saya untuk bisa tumbuh dan berbagi kebisaan-kebisaan saya dengan komunitas yang sangat membantu dan ramah, dan juga dengan sekolah seperti BCU di mana para guru dan siswa merupakan orang-orang yang benar-benar baik.
Anda sebagai relawan, akan sangat dibantu untuk dapat menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang baru dan berbeda. Namun, ada baiknya jika sebelum Anda pergi, Anda sudah mengetahui keterampilan apa yang Anda miliki dan apa yang akan Anda lakukan dengannya untuk berkontribusi menambahkan sesuatu yang menarik ke dalam kurikulum siswa.
Menjadi sukarelawan adalah tanggung jawab besar karena kita mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kepada siswa cara berpikir yang baru dan juga berbagi pengetahuan yang mungkin mereka belum memiliki kesempatan untuk mempelajarinya. Kita adalah perantara untuk seluruh dunia dan kita juga bisa menjaga agar sekolah ini dapat selalu bergerak ke berbagai arah.
Jangan salah paham, tidak semuanya berjalan dengan mulus-mulus saja… Ada saat-saat yang sulit juga. Untuk hidup di antah berantah merupakan hal yang tidak mudah. Ada banyak tantangan, seperti cuaca, sumber makanan, nyamuk, dan lain sebagainya. Bahkan kehidupan sehari-hari bisa sulit juga, karena segala sesuatunya bergerak dengan ritme yang berbeda dan Anda harus bisa menyesuaikan harapan Anda dengan hal tersebut. Saya tidak berpikir kalau ini cocok untuk semua orang, tetapi jika Anda memiliki hati dan pikiran yang terbuka, mungkin ini merupakan hal yang tepat untuk Anda.
Nilai-nilai terpenting yang saya pelajari di sana adalah tentang kesabaran, penerimaan, dan kepekaan. Karena Anda tinggal di tengah hutan, Anda akan dapat merasakan hubungan Anda dengan Alam dan akan lebih menghormatinya, terutama jika Anda berasal dari kota besar seperti saya.
– Catarina
Pengalaman Saya Sebagai Guru Sukarelawan BCU
Saya mendengar tentang kesempatan untuk mengajar sebagai guru sukarela di sekolah BCU melalui teman-teman terkasih saya, Ren Feldman dan Cedar Barstow yang telah lebih dahulu menghabiskan waktu enam bulan mengajar di sana lima tahun yang lalu. Mereka meyakinkan saya bahwa pengalaman yang didapatkan akan terus berkembang, menantang, dan selalu menghibur.
Saya tidak dapat langsung memanfaatkan program sukarelawan tersebut karena banyaknya kebutuhan dari ibu saya yang sudah lanjut usia serta kebutuhan bisnis layanan rumah yang sedang saya kembangkan. Di awal tahun 2017 saya bisa melihat adanya peluang bagi saya untuk dapat menghabiskan waktu selama enam bulan untuk mengikuti program ini. Karena rumitnya situasi kehidupan dan bisnis saya pada waktu itu, butuh lebih dari satu tahun untuk saya merencanakan perjalanan dalam menjadi sukarelawan di Kalimantan.
Saya telah mendengar banyak hal baik tentang kehidupan di Kalimantan Tengah. Kegembiraan saya memuncak setelah saya mempelajari Bahasa Indonesia, mencari tahu tentang budaya di Kalimantan, dan mengetahui banyak hal mengenai sekolah dan komunitas di Rungan Sari.
Saya memiliki latar belakang di bidang kesenian dan desain. Kedua hal itulah yang terlintas di benak saya untuk saya ajarkan. Tanpa saya ketahui, ternyata sudah ada seorang relawan lain yang terlebih dulu mengambil posisi sebagai guru kesenian dan saya ditugaskan untuk mengajar mata pelajaran lain. Awalnya saya kecewa karena saya suka mengajarkan hal-hal yang erat hubungannya dengan kreativitas. Saya kemudian sadar bahwa saya akan mendapat lebih banyak manfaat dengan melakukan hal-hal baru yang diluar kebiasaan saya, seperti mengajar di lini lain. Karena bagaimanapun juga, perbedaan itulah yang saya cari di awal untuk menghabiskan waktu saya di tempat yang sangat berbeda dari AS ini.
Saya bekerja sebagai guru pengganti, asisten guru, dan rekan guru. Hal yang paling saya gemari adalah ketika saya terlibat dengan kelas sepuluh dalam beberapa mata pelajaran; Bahasa Inggris, Drama, dan Ekonomi. Saya juga ditugaskan sebagai asisten guru pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Drama untuk kelas empat – lima dan tujuh – delapan.
Saya sangat menyukai semua anak, terutama siswa kelas sepuluh yang berusia lima belas dan enam belas tahun. Karena di kelas sepuluhlah pikiran menjadi terbuka lebih luas pada ide-ide dan pemikiran kritis yang lebih dalam dan luas. Saya sangat senang karena bisa menjadi bagian dari pengalaman itu bersama mereka. Kami berbagi banyak pengalaman menarik terkait dengan tantangan mempelajari bahasa kedua, mengembangkan ide untuk pertunjukan kelulusan BCU dan menemukan budaya Indonesia dan Barat dalam banyak rupa di kesenian drama.
Program sukarelawan Sekolah BCU juga menawarkan banyak pengalaman hidup yang unik. Saya dapat menikmati rumah yang indah, akses mingguan wisata belanja ke kota, dan mendapatkan juru masak dan asisten rumah tangga yang luar biasa.
Kehidupan di pedesaan Kalimantan menyuguhkan peluang akan penemuan yang datang secara terus-menerus baik dari para penduduk lokal maupun para pendatang dari Asia, Eropa, Australia, dan Amerika Selatan. Kehidupan sosial dan budaya yang kaya di Rungan Sari sangat meningkatkan pengalaman mengajar di Sekolah BCU.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pengurus, guru, dan staf Sekolah BCU atas kemurahan dan perhatiannya terhadap kebutuhan para sukarelawan. Program kegiatan sukarelawan ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk memperluas dan mengintegrasikan pengalaman hidup pribadi dan antarpribadi seseorang. Saya berharap, seiring dengan pertumbuhan sekolah, program guru sukarelawan ini dapat terus berkembang. Saya dengan senang hati menawarkan bantuan saya dalam membantu pertumbuhan program ini dengan cara apa pun yang saya bisa.
Lawrence Pevec
Guru Sukarelawan Sekolah BCU, Januari 15- Juni 8, 2018
lfpevec@gmail.com